Cara mengatasi tantrum pada anak
Tantrum adalah ledakan emosi yang biasanya dihubungkan dengan anak-anak yang memiliki masalah dalam emosional. Ketika anak mengalami tantrum biasanya ditandai dengan sikap sikap keras kepala, menangis dengan kerah, marah-marah, menjerit-jerit, mengomel marah, pembangkangan dan sulit menenangkan diri.
Anak yang berusia di bawah lima tahun seringkali memiliki tantrum. Hal ini karena anak belum bisa mengendalikan emosinya tidak hanya itu si anak juga apa yang harus dilakukan agar keinginannya bisa didapatkan. Maka dari itu pelampiasannya adalah melalui tantrum.
Bagi orang tua ketika anak mengalami tantrum, memang cukup merepotkan. Hal ini juga saya alamo sendiri. Terlebih lagi saat anak mengalami tantrum diluar rumah, dikira kita tidak peduli terhadap anak kita
Ketika anak mengalami tantrum ada beberapa hal yang saya lakukan dan ini berdasarkan pengalaman saya:
1. Membiarkan anak meluapkan emosinya
Hal pertama yang saya lakukan saat anak mengalami tantrum adalah membiarkan anak meluapkan emosinya. Saya biarkan mereka menangis sepuasnya dan saya biarkan anak saya melemparkan mainannya. Tapi mainan yang dilempar saya pastikan aman, misalnya boneka ataupun mainan yang terbuat dari bahan plastik. Jadi meskipun dilempar maka barang tersebut tidak akan pecah. Kenapa saya membiarkan anak saya marah dan tidak membujuknya? Jadi begini, awalnya ketika anak saya mengalami tantrum saya coba menenangkan dan mencoba untuk merayu dan juga memeluknya. Tetapi hasilnya anak semakin berontak dan semakin menjadi-jadi. Berdasarkan pengalaman tersebut maka ketika anak tantrum, maka saya biarkan dia meluapkan emosinya.
Lalu kapan saya memberikan pelukan kepada anak? Biasanya saya memberikan pelukan kepada anak setelah tantrumnya mulai mereda. Hal ini saya lakukan untuk menunjukkan padanya bahwa saya sayang padanya dan tidak marah terhadap perbuatannya tersebut. Tujuannya agar anak menjadi lebih tenang dan tantrumnya tidak berkelanjutan.
2. Mendengarkan keinginan
Setelah anak selesai meluapkan emosinya, maka anak biasanya mengalami rasa lelah. Baru setelah itu saya mendekat lalu bertanya apa yang ia inginkan. Setelah itu biasanya anak saya akan langsung bercerita mengenai keinginannya dan apa yang harus saya lakukan supaya ia senang.
3. Mengajaknya jalan-jalan
Hal lain yang saya lakukan setelah anak selesai meluapkan emosi adalah mengajaknya jalan-jalan. Kegiatan ini saya maksudnya agar moodnya segera membaik dan ini memang terbukti cukup cepat dalam mengembalikan mood anak. Untuk mengajaknya jalan-jalan saya tidak perlu jauh-jauh pergi dari rumah. Cukup berkeliling disekitar lingkungan tempat tinggal lalu membeli jajan kesukaannya
4. Mengajaknya bermain
Agar mood anak kembali membaik, cara lain yang saya lakukan adalah dengan mengajaknya bermain. Jadi setelah selesai tantrumnya saya kemudian menawarkan kepada anak saya permainan apa yang ingin ia lakukan. Ini merupakan salah satu cara yang saya gunakan untuk mengalihkan perhatiannya dan tantrumnya tidak berkelanjutan.
5. Bersikap tenang
Tidak dipungkiri saat anak tantrum, emosi terkadang ikut tersulut tetapi saya harus bisa mengendalikannya. Sebab jika tidak maka ia akan semakin marah. Ketika anak berteriak sambil menangis saya tidak mengeluarkan kata-kata apapun. Saya tetap berusaha tenang dengan mendengarkan apa yang ia katakan. Hal ini terbukti cukup efektif untuk meredam tantrumnya. Ketika melihat saya diam dan tidak balik memarahinya tidak lama kemudian tantrumnya mereda dan moodnya kembali membaik
6. Tidak memukul dan membentaknya
Ketika anak tantrum saya tidak pernah memukul ataupun mencubiitnya. Hal ini saya lakukan agar anak tidak punya memori buruk tentang ibunya. Jadi ketika anak sedang tantrum saya cukup diam dan juga menemaninya.
Nah bun, itulah tadi cara yang saya lakukan saat anak saya mengalami tantrum. kalau para bunda yang lain bagaimana tipsnya? Yuk bun saling share.
Posting Komentar
Posting Komentar